Desa Karasgede Lasem Maju Lomba DME
https://www.cbfmrembang.com/2016/05/desa-karasgede-lasem-maju-lomba-dme.html
Salah satu juri memanfaatkan momen Lomba DME belajar membatik
Rembang - Pemanfaatan limbah kedelai bahan
baku usaha tempe dan tahu di Desa Karasgede Kecamatan Lasem dijadikan energi
alternatif bermetode bio gas dinilai oleh Dinas Energi Sumber Daya Mineral
setempat layak mengikuti lomba desa mandiri energi (DME) tingkat provinsi. Desa
tersebut diajukan ke Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah sebagai peserta dan
kemarin dinilai oleh tim juri.
Kepala
Bidang Migas dan Energi Dinas ESDM Kabupaten Rembang, Imam Teguh Susatyo
menginformasikan pemerintah menggelorakan program penyediaan energi dengan
memanfaatkan potensi wilayah setempat baik berbasis bahan bakar nabati (BBN)
maupun non-BBN dengan teknologi yang dapat dioperasikan oleh masyarakat.
Dimaksudkan sebagai entry point
dalam kegiatan ekonomi pedesaan dengan memanfaatkan teknologi energi baru
terbarukan seperti, mikrohidro, angin dan surya sebagai pembangkit energi
alternatif yang waktu itu dikenal dengan istilah Desa Energi Terbarukan cikal
bakal Desa Mandiri Energi.
Lanjut Imam
demikian sapaan akrabnya desa mandiri energi merupakan alternatif pemecahan
masalah penyediaan energi sekaligus diharapkan dapat mengurangi tingkat
kemiskinan (Pro-Poor), memperkuat ekonomi nasional (Pro-Growth) dan memperbaiki
lingkungan melalui pemanfaatan limbah menggunakan metode biogas.
Terdata beberapa desa telah sukses menjalankan
program tersebut dan Karasgede di Kecamatan Lasem merupakan salah satu
diantaranya dan keberhasilan itu pantas ditiru oleh desa-desa lainnya.
Menurut
Imam, energi yang dihasilkan biogas memanfaatkan limbah kedelai di Desa
Karasgede diantaranya digunakan untuk penerangan dan memasak serta unik yakni
dimanfaatkan untuk bahan bakar memanaskan malam di sejumlah usaha batik milik
warga. Oleh karena itu diajukan mengikuti lomba dan direspon oleh Dinas ESDM
Provinsi Jateng, dilakukan penilaian.
Ditambahkan,
keberhasilan program DME tentu berdampak pada penghematan APBN untuk penyediaan
energi nasional, artinya, anggaran tersebut dapat dialihkan ke sektor lain
seperti pendidikan dan kesehatan. Sementara kendala yang harus secepatnya
diatasi dari pengembangan energi terbarukan adalah minimnya kesadaran
masyarakat, masih ada anggapan sebagai sesuatu yang tidak lumrah seperti halnya
penggunaan biogas untuk memasak yaitu unsur estetika yang membuat biogas kurang
diminati.
Ditegaskan,
program DME berbasis biogas sebenarnya bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat
dalam penyediaan energi alternatif di desa dengan memanfaatkan potensi limbah
nabati atau non nabati lain yang diadakan secara mandiri. Bahkan seluri atau
ampas juga masih memiliki daya guna. dicontohkan di Desa Karasgede dimanfaatkan
untuk ternak cacing oleh sebagian warga sehingga dengan demikian menjadi sumber
tambahan pendapatan. (heru
budi s)
Reaksi: |
Post a comment