Kebutuhan air baku bagi masyarakat menjadi prioritas utama
https://www.cbfmrembang.com/2016/05/kebutuhan-air-baku-bagi-masyarakat.html
workshop pengembangan dan keberlanjutan Sistem Pengelolaan Air minum dan Sanitasi (SPAMS) pedesaan yang bertempat di gedung haji
Rembang –Badan Pemberdayaan Masyarakat,
Perempuan dan keluarga Berencana Kabupaten Rembang (BPMPKB) memfasilitasi
penyelenggaraan workshop pengembangan dan keberlanjutan Sistem Pengelolaan Air
minum dan Sanitasi (SPAMS) pedesaan. kegiatan berlangsung pada hari selasa
(17/5) dipusatkan di gedung haji
kabupaten Rembang
Kepala BPMPKB Kabupaten Rembang Dwi
Wahyuni Hariyati selaku koordinator pembinaan pengelola Sistem Pengelolaan Air
Minum dan Sanitasi (SPAMS) pedesaan Kabupaten Rembang mengatakan agenda utama
dalam workshop tersebut adalah reorganisasi pengurus asosiasi SPAMS pedesaan
Tirta Manunggal masa bakti Tahun 2016-2020.
Ada
tiga calon yang menjadi kandidat, yang pertama Ali Sumarjono dari Kecamatan
Sarang Desa Sumbermulyo. Yang kedua, Muhammad Anwar dari Kasreman. dan yang
ketiga, Sanuri dari Desa Dresi Wetan kecamatan kaliori.
Dwi
Wahyuni Hariyati mengatakan workshop ini mempunyai maksud untuk menyamakan
pemahaman serta memastikan dukungan dan keterlibatan berbagai pemangku
kepentingan dalam keberlajutan pengelolaan SPAMS pedesaan. Dengan tujuan meningkatkan
kualitas pengelola keberlanjutan SPAMS menjadi mandiri sehingga diharapkan
menjadi salah satu unit Badan Usaha Milik Desa ( BUMDESA ).
Sementara itu Bupati Rembang H.
Abdul Hafidz dalam sambutanya mengatakan, pemerintah sangat konsen dan
memperhatikan bagaimana masyarakat ini bisa terpenuhi kebutuhan air baik
melalui pelayanan PDAM maupun PAMSIMAS yang di kelola secara kelompok oleh
BPSPAMS tingkat Desa maupun tingkat Kabupaten sebagai lembaga yang bertanggung
jawab atas keberlangsungan SPAMS.
Abdul Hafidz menghimbau kepada warga yang mempunyai hak memilih pengurus SPAMS
tingkat Kabupaten supaya memperhatikan calon ketua dalam sisi ilmu pengetahuan,
dan sisi kepedulian, dan punya visi dan misi yang jelas yakni untuk
mengembangkan BPSPAMS yang ada di desa-desa.
Tercatat, kebutuhan air baku di
kabupaten Rembang saat ini masih jauh dari harapan pemerintah, kecukupnya masih
belum, layaknya juga belum. Karena air di Kabupaten Rembang kadar kapurnya tinggi, justru di sekitar pantai kadar garamnya
tinggi, dan di sekitar gunung kadar besinya tinggi. jika ini tidak di operasionalkan
dengan standarisasi kesehatan, akan menyebabkan penyakit. Oleh karena itu
pihaknya menghimbau nanti di dalam mengelola SPAMS untuk terhindar dari
penyakit, jadi bukan hanya sekedar tersedianya air tetapi juga layak untuk di
konsumsi masyarakat.
H. Abdul Hafid menambahkan sebetulnya
air baku di Rembang masih ada peluang untuk di kembangkan terutama PDAM. di
sale, bila di hitung dari debit airnya, 380 detik per liter kita baru mangambil
140 berarti masih bisa di kembangkan, hanya persoalanya pipa PDAM ini sudah tua
dan juga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. dikarenakan volumenya
kecil. Oleh sebab itu Pemerintah Kabupaten Rembang sedang berupaya bagaimana
masyarakat pengguna PDAM bisa terlayani dengan baik.
Di
tahun 2017 pemerintah Kabupaten Rembang telah
mengajukan ke Pemerintah pusat agar desa yang belum ada PAMSIMAS bisa menikmati
fasilitas PAMSIMAS. (prasetyo budi wibowo)
Reaksi: |
Post a comment