Butuh ketegasan sikap Aparat
https://www.cbfmrembang.com/2016/08/butuh-ketegasan-sikap-aparat.html
Gus Zaim sebutkan perlu ketegasan
bukan kekerasan dalam menyikapi dan menagani serta menyelesaikan semua
permasalahan yang merongrong keutuhan NKRI
Lasem-Kejadian menjurus SARA
yang mencuat di beberapa wilayah belakangan ini perlu disikapi secara
proporsional oleh aparat keamanan. Butuh ketegasan sikap bukan dengan kekerasan
baik dalam penerapan perundangan untuk para pelakunya maupun sikap dalam
penanganan bagi penebar kebencian yang memperkeruh kondisi lokal tempat
terjadinya peristiwa.
Demikian antara lain yang disampaikan
pengasuh sekaligus pemilik Pondok Pesantren Kauman Lasem, KH M Zaim Ahmad
Ma'shoem saat ditemui kemarin. Bahwasanya diantara kejadian yang berimbas
perusakan rumah ibadah tentu tak bisa ditolerir dan para pelaku harus diproses
sesuai kaidah hukum yang berlaku.
Lanjut Gus Zaim sapaan akrabnya
sebenarnya kejadian seperti di Tanjungbalai Sumatera Utara merupakan kasus
lokal dan sporadis dan memang ada pemicunya, namun karena ada yang membesarkan
melalui media sosial maka skala dampaknya meluas. Media sosial atau ada pula
yang mengistilahkan sosial media ibaratnya angka nol, ketika dimanfaatkan untuk
hal-hal baik maka bernilai positif dan sebaliknya menjadi negatif jika
digunakan kegiatan yang merugikan. Kunci penanganan dan penyelesaian bergantung
ketegasan sikap aparat hukum maupun pemerintah karena suatu saat dapat muncul
lagi dan apakah terus berulang seperti yang sebelumnya jika selalu diatasi lewat
cara kekerasan.
Penasihat Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI)
Jawa Tengah itu berharap wahana penyebaran informasi perlu juga diatur ketat
agar tidak menjadikan penyebaran kebencian yang sengaja dihembuskan oleh oknum tak
bertanggung jawab, bermaksud memecah belah persatuan dan kerukunan masyarakat.
Kunci penanganan dan penyelesaian bergantung ketegasan sikap aparat hukum
maupun pemerintah karena suatu saat dapat muncul lagi dan apakah terus berulang
seperti yang sebelumnya jika selalu diatasi lewat cara kekerasan.
Kembali pada kejadian dan peristiwa bernuansa
SARA tambah Gus Zaim hal itu mungkin disebabkan pemahaman fanatisme agama yang
berskala sempit, sehingga berubah menjadi gerakan radikal. Oleh karena itu
menjadi tangung jawab tokoh dan pemuka agama harus tuntas menguatkan keimanan umat
masing-masing sampai pada pemahaman tertinggi, sehingga muncul sikap saling
toleran dan tidak mempermasalahkan perbedaan-perbedaan yang dijumpai pada kehidupan sehari-hari dalam hidup bermasyarakat. (heru budi s )
Reaksi: |
Post a comment