Sedekah Laut Tasikagung Ditiadakan, Larung Sesaji Tetap Dilaksanakan
https://www.cbfmrembang.com/2020/06/sedekah-laut-tasikagung-ditiadakan.html
REMBANG - Sedekah laut merupakan tradisi yang rutin dilaksanakan oleh warga Desa Tasikagung Kecamatan Rembang. Biasanya sedekah laut di desa tersebut berlangsung selama kurang lebih 2 minggu yang dimulai sesuai lebaran idul fitri. Namun untuk tahun ini, acara itu terpaksa ditiadakan.
Kepala desa Tasikagung Muhammad Riyanto mengatakan dalam situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini tidak memungkinkan untuk menggelar acara tahunan yang biasanya mengundang kerumunan masyarakat. Pasalnya dari pemerintah maupun kepolisian telah membuat larangan terkait kerumunan.
Sehingga acara sedekah laut yang biasanya digelar beberapa hari dengan berbagai rangkaian kegiatan terpaksa ditiadakan. Namun, lanjut Riyanto, kegiatan larung sesaji tetap diadakan meski cuma diikuti maksimal 10 orang.
Dirinya menyebutkan, larung sesaji tetap harus dilakukan meski dengan jumlah personel yang sedikit. Pasalnya kegiatan itu tidak lain sebagai wujud syukur nelayan atas berkah yang melimpah berupa hasil laut.
"Melarung hasil bumi yang ditaruh di kapal-kapalan dan didorong ketengah laut, ya cuma itu saja. Tidak ada acara seperti karnaval, perlombaan, hiburan. Biasanya dihari normal habis lebaran itu sudah ada perlombaan macam-macam, kemudian persiapan untuk karnaval dan larung sesaji. Biasanya seminggu setelah lebaran itu puncaknya, kirab budaya (karnaval) keliling kota, setelah itu baru larung sesaji kemudian dilanjut acara hiburan sampai selesai sekitar 2 mingguan," jelasnya.
Larung sesaji rencananya akan dilaksanakan pada Minggu pagu 31 Mei . Sesaji nantinya hanya dibawa oleh 2 perahu saja untuk dilarung ke tengah laut. (Rendi/Mifta)
Kepala desa Tasikagung Muhammad Riyanto mengatakan dalam situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini tidak memungkinkan untuk menggelar acara tahunan yang biasanya mengundang kerumunan masyarakat. Pasalnya dari pemerintah maupun kepolisian telah membuat larangan terkait kerumunan.
Sehingga acara sedekah laut yang biasanya digelar beberapa hari dengan berbagai rangkaian kegiatan terpaksa ditiadakan. Namun, lanjut Riyanto, kegiatan larung sesaji tetap diadakan meski cuma diikuti maksimal 10 orang.
Dirinya menyebutkan, larung sesaji tetap harus dilakukan meski dengan jumlah personel yang sedikit. Pasalnya kegiatan itu tidak lain sebagai wujud syukur nelayan atas berkah yang melimpah berupa hasil laut.
"Melarung hasil bumi yang ditaruh di kapal-kapalan dan didorong ketengah laut, ya cuma itu saja. Tidak ada acara seperti karnaval, perlombaan, hiburan. Biasanya dihari normal habis lebaran itu sudah ada perlombaan macam-macam, kemudian persiapan untuk karnaval dan larung sesaji. Biasanya seminggu setelah lebaran itu puncaknya, kirab budaya (karnaval) keliling kota, setelah itu baru larung sesaji kemudian dilanjut acara hiburan sampai selesai sekitar 2 mingguan," jelasnya.
Larung sesaji rencananya akan dilaksanakan pada Minggu pagu 31 Mei . Sesaji nantinya hanya dibawa oleh 2 perahu saja untuk dilarung ke tengah laut. (Rendi/Mifta)
Reaksi: |
Post a comment