Kedelai Meroket, Pengusaha Tempe Kian Terjepit
https://www.cbfmrembang.com/2021/01/kedelai-meroket-pengusaha-tempe-kian.html
Saat ini harga kedelai naik Rp 9.000 hingga Rp 10.000 per kilogramnya. Sebelumnya harga normal kedelai hanya Rp 8.500 per kilogram. Atas kondisi tersebut para pedagang harus pandai dalam menentukan harga ditengah kondisi pasar yang sedang sepi akibat pandemi Covid-19
Seperti keluh kesah Sutini salah seorang pengrajin tempe dan tahu di Desa Sumberjo, Kecamatan Rembang. Sebelum harga kedelai naik, kapasitas produksi usaha yang sudah digeluti bertahun-tahun itu setiap hari kisaran 2 kwintal.
Namun dalam seminggu terakhir Ia hanya mampu membeli 1,7 kwintal kedelai untuk membuat tempe setelah harga terus-terusan naik.
“Bahan baku sudah mahal, pasar juga sepi terkadang juga tidak laku. Ya rugi mas. Saya jual 1 ikat isi 10 bungkus tempe ukuran kecil harga Rp 3.000, untuk yang ukuran besar harga Rp 4.500,” terangnya.
Agar usahanya tetap berlanjut, perempuan berusia 55 tahun itu memilih tidak menaikkan harga jual tempe, meski harga bahan bakunya mahal.
Sutini berharap pemerintah segera mengambil langkah agar harga kedelai kembali stabil. Jika kondisi tersebut berlarut-larut ia takut para pengrajin temped an tahu di tanah air gulung tikar.
Sementara itu, hal senada juga diungkapkan, Bambang Sumantri, perajin tempe di desa yang sama. Ia memilih tidak mengurangi stok produksi, namun menaikkan harga barang yang dijualnya kepada konsumen. Contohnya, tempe per bungkus isi 10, semula dijual Rp 4000, sekarang menjadi Rp 4500. (Asmui)
Post a comment